Wednesday, December 21, 2011

Kenapa Harus Dia?

Manusia lahir sperti kertas yang kosong
Putih,tanpa warna.Kemudian menjadi lembaran yang terkadang isinya sudah ditentukan.
Saya disini,di depanmu kawan bukan untuk mengeluh lagi...
Melainkan untuk berbagi,sedikit renungan ^_^

Wah..ini apa sih yang mau dikisahkan ?
Ini tentang curhat'an hati seorang teman,sebut saja namanya Dia.Ceritanya Dia pernah jatuh cinta yah..tapi terputus karena berbagai alasan.Alasan utama,menurutnya saat kedua sejoli ini dipertemukan oleh-Nya,ada satu pihak yang berdo'a untuk bisa bersatu namun ada pihak lain yang masih ragu.Itulah sebab konkrit kenapa sih,cinta tak selalu berujung pernikahan ? karena,saat mencintai kita tak butuh pasangan,semua ngalir secara alami,namun saat nikah pastinya harus ada pasangan,kecuali nikah sama penghulu.Catet ! Penghulu hehehe..

Kemudian,nikah bukan istilah yang mudah untuk dilaksanakan.Tidak berarti rumit sih,tapi jelasnya nikah itu konsekwensi antara dua pihak termasuk keluarga.Nah si Dia ini sangat mencintai keluarganya,bukan hanya di mulut doang tapi tindakan dan pengorbanan.Singkat cerita,si pangeran yang berasal dari pulau Sumatra itu mengajaknya untuk menikah,pada saat yang sama sang ibu(ibu si Dia ini)yang sudah sepuh,memiliki niat kuat untuk naik haji.Maka bimbanglah hati si Dia.Antara mewujudkan niat Ibunya atau memetik madu cinta?lanjuuuut..

Setelah tirakat selama 3 bulan,akhirnya Dia memutuskan tetap bekerja untuk menumpuk tabungan bagi sang ibu,dan meminta jangka waktu 2 tahuuuuun saja pada sang pangeran.Keputusan itu disambut damai oleh pangeran(yang ternyata sifatnya kekodok-kodokan ini).Dia tampak gembira,sitidaknya satu dayung,dua pulau terplampaui.Selain bisa tetap berbakti pada orang tua,sang pangeranpun tetap setia.

Setahun berlalu,Dia dan pangeran kekodok-kodokan pun tetap menjalin hubungan yang sehat.Tapi seperti kata istilah"hubungan yang sehat bukan jaminan selamat"kan?Namun Dia tidak menaruh curiga sedikitpun,karena perhatian dari sang pangeran tidak berubah,komunikasi mereka lancar bahkan si pangeran itu sering sekali memberikan hadiah kepada Dia walau bukan dihari spesial.Selain bersyukur,tentunya Dia sangat menyayangi sang pangeran yang dianggapnya malaikat berhati kodok eh mulia.

Hari terus berganti,indah di hati Dia.Tabungan buat keberangkatan sang ibu yang sudah terjadwal berangkat diakhir tahunpun sudah tinggal pelunasan.Dia senang bukan kepalang,belum lagi hari ulang tahunya akan datang di bulan depan.Nah kalau bukan hari istimewa saja si pangeran begitu perhatian,apalagi ini ?begitu fikir si Dia.

Rambut boleh sama hitam,namun isi kepala siapa yang tahu?Begitu kata pepatah,dalamnya hati tak dapat pula diukur.Ternyata kado terindah untuk Dia adalah berupa kenyataan bahwa sang pangeran itu adalah kodok,ups ! Kisahnya gini,Dia tidak mendapat hadiah apapun bahkan ucapan selamat saja tidak ada,hanya kunjungan dari sang kaka pangeran itu,sebagai permohonan maaf sekaligus permohonan do'a bagi sang bayi yang kini sedang dalam proses dilahirkan oleh istri pangeran pujaan hatinya.Ternyata saat Dia memutuskan menunda pernikahan setahun yang lalu,saat itu pula sang pangeran menikahi gadis lain.Dan keluarga sang pangeran berusaha menutupi entah karena itu sudah suatu bagian yang dituliskan Tuhan untuk menguji Dia,atau memang sang pangeran yang raja tega !setidaknya jika sudah menikah jujur saja,biarpun sakit mungkin tidak sesakit apa yang Dia rasakan sekarang,saat manisnya madu dituangkan selama setahun oleh sang pangeran itu."Alasanya agar bisa munutup rasa bersalahnya padamu Dia..makanya kami pun sudah berusaha untuk membujuknya berterus-terang tapi dia ingin membuatmu bahagia,meskipun tak dapat lagi brsatu"Ujar kaka si pangeran itu pada Dia.

"Baha..baha..giaa?"Suara Dia terputus,hilang sesaat dan nyaris tak terdengar.

Bagaimana dengan semua mimpi indah yang telah Dia ukir di anganya?hati Dia hancur,air mata meluncur deras dan seakan tak kunjung kering.Siapa yang harus Dia salahkan?Keputusanya?Pangeranya?Atau ....Tuhan?
Rasa benci bukan memberikan akhir yang baik,rasa ikhlas juga sulit untuk di lakukan.Kendati demikian,Dia tetap melanjutkan mimpi ibunya.Kini tugas Dia sudah selesai,sang ibupun sudah kembali dari tanah suci dengan selamat.Dia melanjutkan hari-harinya dengan kekuatan yang lebih,yaitu sebuah keyakinan akan hari depan adalah milik Tuhan,berserah dan berusaha diringi berbaik sangka pada sang pencipta.

Setiap mimpi itu harus dibeli,setiap cinta itu tak selalu memiliki...inilah lembaran kisah,yang mungkin siapa saja bisa mengalami.Meski dengan "frame"yang berbeda,intinya tetap sama.Manusia hanya bisa merencanakan,Tuhan jualah yang menetukan,karena apa ynag terbaik menurut manusia tidak selalu sama dengan penilaian Tuhan.Kita boleh saja kecewa,letih dan marah.Namun yakinlah semua akan indah pada waktunya.

*Dedicated to myself,inspired by "Aku Tak Mau Sendiri-BCL"

4 comments: