Thursday, December 29, 2011

Kumpulan Puisi

Dilema

Duhai langit…
yang di bawahmu aku bernaung
bersela sedih kemelut bingung


Duhai angin..
yang seiringmu aku bernafas
terasa berat beban terlepas


Duhai senja..
yang aku rindu disela puja
menanti akhir hari penuh cinta


Duhai kekasih-ku..
yang bersamamu aku berjalan
mengubur semua perbedaan
semoga malam ini kita saling temukan kepercayaan


Inilah hidup penuh kemelut
jangan jadikan cinta,rindu dan cemburu
untuk kita selalu ribut

***
KANGEN
 

Bissmillah…
kemarilah sayang
biar ku kecup bibirmu perlahan
hilangkan rindu dan resah
agar kian kita percaya
hatimu,hatiku saling cinta


Biar hari penuh duri
biar waktu pelan berganti
aku di sana sayang
di udara yang kau hirup
di bawah sinar mentari yang redup

Setia menunggumu
sampai kau datang meminangku

*** SAHABAT
 

Tolong jangan kau tukar
karena kita tidak pernah berikrar
tapi sematkan dalam hati
ucapkan tanya tak henti
inikah arti persahabatan?


Sekali lagi …
tolong jangan kau tukar
namun ingatkan aku saat kita gemetar
hanya berteman duka dan suka yang sedikit
kehadiranmu membuat-ku bangkit


Sepertinya..bintang muali bersinar
turut serta memudarkan jemu
sedikit saja penat berlalu
semua hubungan menjadi tabu…


Haruskah kita tak menjadi siapa-siapa
untuk menempatkan persahabatan di jiwa
yang jika aku sulit,kau pun merasa
yang bila aku sakit…wajahmu pucat penuh duka


Lihatlah sekarang…oh bintang
tak ubahnya sendal jepit
terputus
terbuang
tertukar semua oleh …
hari yang pergi seiring waktu
***
HUJAN
 

Ku coba untuk tersenyum
ku paksa untuk melangkah
demi sebuah ketenangan jiwa
meski di hatiku
mimpi masih mengundangmu
wahai goresan masa


Jika kau masih menyimpanku
dimana?
dalam hatimu yang luka?
atau hembusan angin tawa?
biarkan saja…
semua larut dalam tanya


Cukup awan menjadi saksi
melalui gerak lembut tak henti
dan jika terlalu berat terasa
dia kan tumpahkan semua
di tanah yang kau pijak
di langit hitam yang kau tatap


Di rintik hujan itulah
cinta kita bersua
***
ANGAN
 

Diam untuk berfikir
sejenak rindu ku usir
karena hari terlalu cerah
aku tak sanggup untuk marah


Setiap hari ku langkahkan kaki
di tepian hatimu yang sejuk
kurasakan walau pelan
sedih jiwaku kau peluk


Tunggu esok sayang
bila mentari kembali datang
mungkin aku bisa segara pulang
tanpa tiket pesawat terbang


Sekarang cukup di angan
atau di tiupan awan mengembang
teduhkan rindu
jauh…namum biru
***

EMOSI
 

Ingin aku bicara
tapi mulut ini terkunci
menatap langit
menjilat awan
setiap hari berteman angan…


Saat kamu diam
aku coba pahami
sampai semua mengerti
daunpun butuh sianar mentari
untuk menguapkan amarah
menjadi embun pagi


Tidak semua yang terlihat indah
diam dan tak bergerak
apa kamu anggap diri ini lukisan?
diam meretak…


Kecewa…
Pada malam yang terlalu cepat pergi
meski dalam gelapnya
aku sendiri..hening
tanpa cinta yang menyakiti
***
GUNDAH
 

Kau sanjung aku saat kau butuh
kau peluk aku saat kau rapuh
kau mencintaiku saat kau jemu
kau…oh cinta


Sudikah sedikit meraba
apa yang aku rasa
tak selamanya aku merona
tak selamanya aku meronta
aku hanya wanita
yang punya hati untuk kau jaga
***



LELAKI-KU
 
Dulu…kamu ingat? saat kita tertawa untuk sesuatu yg sama sekali tidak lucu.
Mengisi waktu dengan harapan yg indah…aku menantimu,berdo’a untukmu lalu kau diam dan terus diam mendiamkan aku.Seiring waktu aku mencoba memahami,aku tak membenci mungkin ini caramu mencintai,hanya dengan diam.


Hingga datang suatu masa,diamana aku harus memilih.Mengikuti cintamu dengan diam,atau maju menjemput impian.Lelaki-ku andai kau tau…sungguh hatiku tersiksa rindu,dan yg kau beri hanya jalan semu.Menuntut kata setia,aku bisa !! sudah ku bilang aku bisa..

Tapi aku bukan batu,atau bunga jalanan.Yang tak harus kau perjuangakan.Sungguh perih jiwa ini saat memilih pergi,pergi untuk melupakan ukiran indah.Dunia ini masih saja membuatku pasrah !

Jika saja aku mampu,andai saja aku Khadijah.Ah…sudahlah,semua sudah dan harus kulupakan.Adamu hanya angan…kau tak pernah mau memiliki.Hanya menanam lalu diam,membiarkan aku tumbuh dengan hati penuh bimbang.

Sampai detik ini dunia memanggilku…”Yang mengecewakan”Lalu siapa yg bertanggungjawab atas apa yg kau berikan untuku? Lelaki-ku sungguh aku memahami dengan tetes air mata di pipi,aku mencintaimu teramat sangat.Namun haruskah aku diam dan meratap?
Sementara ada yg menempatkanku di taman salju,agar aku kembali beku—bisu.Lelaki-ku sekian saja…Cintamu tetap ku cinta
***

RUMPUT
 
Semburat cahaya itu
mulai merendah…aku berteman angin,meniup lelah.
Sebut saja namaku rumput..


Mataku nanar menatap sekitar
sepasang kekasih mengayuh sepeda…berpeluk mesra,tertawa tanpa alasan.


Ah bosan…
 

Pasti tawa itu hanya kiasan
yang nantinya berganti duka
siap bercinta…siap terluka
kesiapan dicinta
kesiapan dilupakan
kesiapan di uji…itu saja
yg hakiki


Wahai rumput kecil
berhentilah memaki..adatangan Tuhan di balik semua yg terjadi
sadari…sadari !


Kau fikir dirimu siapa?
Penentu gelapnya malam?
Terangnya hari?…kau manusia bodoh yg di permainkan hati

Masih banyak jiwa yg akan dan harus di selami…jangan kau bandingkan dengan cinta sejati
itu hanya milik Illahi
***

TITIK
 

Pejamkan mata
ketika aku tak sanggup di terpa silaunya mentari
sayup…hatiku mengenangmu
oh..air yg pernah menyirami
di gurun pasir yg meletihkan


Aku melihat..betapa kecilnya jasadku ini,berontak–berteriak untuk melawan takdir
di tengah hamparan sungai mengalir,jalur hidup yg telah terukir.
 

Dan aku masih di sini
berhayal dan bermimpi


Kamu diam
aku pegri..saling meratap
saling menatap,lewat hati.


Kadang aku marah
kadang kamu pasrah
bukan aku yg salah
bukan kamu yg salah
lalu siapa?
Tuhan..?


Sebelum hari beranjak senja
sebelum dosa telah kita lupa
biarkan aku yg menanggunya
aku salah…
 

Inilah akhir hariku
menuju titik ketenangan hatiku


Padamu langit
sembuhkan hati yg sakit.
Biaskan ia..dalam warna seindah cinta.

***



DIAN
 

Dari cara kamu memaki
dari getar suramu yg menadi
sungguh aku mencintaimu
masih mencintaimu

kau tinggalkan aku
di antara tembok do’amu
kau sebut namaku,diantara rasa sakitmu…
 

Aku mencintaimu
Tapi kau api
yg menyala lalu tak ingin perduli
mengapa cinta hanya nada?
 

Kau ingin aku berjalan dengan diam…semua hanya lirik lagu yg kau suka
tak pernah kau bertanya apa yg aku rasa,resapi semua tanpa cinta
kau bilang aku tak setia
hahahaha..
Sungguh aku masih mencintaimu
dengan caramu mencintaiku..
***

RINDU
 

Aku menunggumu
hingga daun mengering
ku berlutut hingga ranting rapuh oleh angin


Untukmu jiwaku
yg meluka,pergi dan relakanlah
apa arti memiliki?jika banyak yg terluka…


Sudah kita tanam disini
tempat rindu untukmu dan aku
bila langit pecah,di situ kita akan berjumpa


Sekuat nada aku bernyayi
satu lirik yg kau suka
kisahkan pada awan yg pergi
langitmu pasti cerah suatu saat nanti..


Dan,biarkan aku menghirupmu
sebagai semangat hidupku

***

MENGETUK PINTU LANGIT

Jika kertas itu sudah Kau warnai sedemikian rupa,lantas kenapa aku harus salah jika menuruti urai warnanya?
Apa yg harus aku lakukan Tuhan?
Jika sebelum selesai bertanya Kau telah menentukan jawabanya?
 

Tadi ketika mobil melaju mengantarkanku pulang
perih itu kian terbayang
akan suatu tanya
akan suatu rasa..
 

Aku harus bersyukur di atas duka?
Saat pelik hidup menghimpit
Kau berikan aku cahaya
Saat jiwaku sakit
Kau berikan aku cinta

Lalu..
 

Kau berikan duka
masih tentang rasa
sudah ada..
Sudah disini
tapi Kau paksa aku untuk pergi

Apa yg harus aku lakukan Tuhan?
***

CINCIN
 

Sesuatu yg hilang dan tidak bisa kutemukan,bukan hargamu yg membuat beningku mengalir…tapi ribuan kenangan yg pernah terukir.

Adamu tidak pernah ku sia-siakan..hanya isi kepala kita tidak sejalan.Semua..telah jauh aku lupakan ! Tapi salahkan jika kenangan ingin ku simpan ?? Hanya sebagai temanku merangkai tanya..kenapa haraus kau datang bila kemudian menghilang…

Hikz…hikz…
Sadar kau berharga..
Disaat waktu tak lagi menyapa !
Sadar kau berarti..disaat harap dan kenangan telah mati !

Jauh..pergi menyisakan gemersik hati yg merana


*Selamat Anda mendapatkan satu kilo "FRESH JENGKOL"karena sudah baca kumpulan pusiku ^_^


No comments:

Post a Comment